LATAR BELAKANG INAGIRI
Ubikayu atau singkong merupakan salah satu komoditas
unggulan sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri. Tanaman ini tumbuh sepanjang
tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan kondisi
berbagai tanah. Hampir seluruh petani di Kabupaten Wonogiri menanam komoditas
ubikayu sebagai tanaman utama di lahan pertaniannya. Produksi ubikayu di
Kabupaten Wonogiri paling tinggi di Jawa Tengah. Melimpahnya komoditas ubikayu
di Kabupaten Wonogiri menjadikan Wonogiri terkenal dengan sebutan “Kota
Gaplek”. Produksi ubikayu di Kabupaten Wonogiri yang tinggi namun harga jual
komoditas mentah ataupun kering (gaplek) sangat murah. Apalagi saat panen raya
nilai jual ubikayu anjlok mengakibatkan petani mengalami kerugian. Bahkan
ubikayu hanya digunakan sebagai pakan ternak.
Berawal dari kondisi tersebut, inventor memiliki gagasan
untuk meningkatkan nilai jual komoditas ubikayu. Inovasi yang dikembangkan
adalah membuat olahan roti kering (cookies) yang bahan utamanya adalah tepung singkong
yang difermentasi (mocaf). Cookis ini selanjutnya dinamai dengan Roti Gaplek
“Inagiri”. Inagiri merupakan singkatan dari Indonesia - Wonogiri. Nama ini
dibuat dengan sebuah harapan besar didalamnya yaitu dengan mengangkat produk
unggulan daerah Wonogiri melalui cookies yang nantinya dapat mendunia. Keunggulan
dari produk roti gaplek ini adalah bebas gluten (gluten free). Gluten adalah senyawa protein dan pati yang biasanya
terkandung dalam gandum dan serealia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung
gluten pada sebagian orang dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme dan
terganggunya penyerapan nutrisi-nutrisi penting lainnya. Bagi penderita
penyakit tertentu seperti diabetes dan autis dilarang mengkonsumsi gluten
dengan kadar yang tinggi. Kebanyakan cookies yang dijual di pasaran berbahan
dasar gandum atau tepung terigu. Oleh karena itu produk cookies ini dapat
menjadi solusi bagi permasalahan pangan yang bebas gluten dan bernutrisi tinggi.
Inventor yang memiliki latar belakang sebagai
pengusaha roti rumah tangga yang awalnya dikelola oleh keluarga. Melihat
kondisi komoditas ubikayu yang harganya sangat murah tersebut maka tergugah
membuat inovasi produk roti kering berbahan dasar ubikayu. Diawali dengan membuat
kue kering (roti bangket) berbahan dasar tepung tapioka 40% dan tepung terigu
60% pada tahun 2014. Selanjutnya inventor menggagas membuat kue kering berbahan
dasar 100% tepung mocaf dan terciptalah produk kukis “Roti Gaplek”. Dalam
pembuatan cookies roti gaplek tersebut, inventor tidak serta merta langsung
mendapatkan resep dalam sekali percobaan. Bahkan butuh sampai lebih dari 50
kali percobaan sampai mendapatkan cookis gaplek yang berbahan dasar murni dari
mocaf dan memiliki cita rasa yang khas. Untuk mendapatkan mocaf yang sesuai
dengan standar, diperlukan dua kali fermentasi pada fermentasi tepung mocafnya.
Pada tahun 2017 inventor memulai mengembangkan produksi roti gaplek yang
berbahan dasar 100% dari tepung mocaf.
Saat ini pemasaran produk roti gaplek inagiri
tidak hanya ditingkat lokal saja, bahkan telah merambah pasaran nasional bahkan
sampai ke luar negeri. Potensi pengembangan usaha roti gaplek ini sangat
menjanjikan, awalnya untuk hanya dikonsumsi sebagai cemilan masyarakat menengah
kebawah saat ini sudah naik kelas karena menjadi camilan bagi masyarakat
menengah keatas dan kaum milenial. Gaplek yang kebanyakan orang mengatakan
sebagai produk rendahan yang nilai jualnya sangat murah, ketika mendapatkan
sentuhan inovasi menjadi produk roti gaplek inagiri akan dapat meningkatkan
nilai jualnya. Dari industri rumahan saat ini sudah dapat menyerap tenaga kerja
yang berasal dari masyarakat lokal di Kabupaten Wonogiri.
Komentar
Posting Komentar